Teori Pengelasan
Pengelasan
adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat
panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai
akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya
tarik menarik antara atom. Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan,
permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap
atau oksida-oksida.
Bila
permukaan yang rata dan bersih ditekan, beberapa kristal akan tertekan
dan bersinggungan. Bila tekanan diperbesar daerah singgungan ini
bertambah luas. Lapisan oksida yang luas, rapuh, pecah logam mengalami
deformasi plastis.Batas antara dua permukaan kristal dapat menjadi satu
dan terjadilah sambungan yang disebut pengelasan dingin.
Ada empat cara yang dapat ditempuh untuk memanaskan logam pada penyambungan, yaitu :
1. Pencelupan
benda yang akan disambung dalam logam pengisi atau fluks cair. Bila
dicelupkan dalam fluks cair dalam suhu yang cukup tinggi untuk
mencairkan logam pengisi, benda-benda yang akan disambung harus dijepit
dengan jig dan sela sudah terisi paduan patri.
2. Mematri
dengan menggunakan dapur, disini benda dijepit dan dimasukkan dalam
dapur dengan lingkungan yang terkendali pada suhu pencairan logam patri.
Pemanasan dapur dapat dengan listrik atau gas, dapur satuan atau
kontinu.
3. Mematri dengan nyala, adalah sama dengan pengelasan oksiasitelin. Panas berasal dari nyala oksiasitelin atau oksihidrogen dan logam pengisi dalam bentuk kawat dicairkan pada celah sambungan. Fluks ditambahkan dengan cara mencelupkan kawatnya.
4. Pada patri listrik panas berasal dari tahanan induksi atau busur.
Sambungan las
Agar
sambungan las cukup kuat, sambungan tersebut harus dirancang sesuai
cara penggunaannya. Sambungan-sambungan tersebut, seperti sambungan
tumpul dapat dibagi lagi sesuai dengan ketebalan bahan yang akan
disambung. Sambungan untuk las tempa berbeda dalam cara-cara
persiapannya, sehingga tidak serupa dengan sambungan yang telah
digambarkan. Sambungan tumpang dan las tumpul biasanya digunakan pada
pengelasan resistensi.
Proses pengelasan
Berbagai
proses pengelasan telah dikembangkan, tergantung pada cara pemanasan
dan peralatan yang digunakan., proses pengelasan yaitu :
|
I. Pengelasan patri
1) Nyala
2) Celup
3) Tahanan
4) Infra merah
5) Dapur
6) Induksi
II. Pengelasan Tempa
1) Dikerjakan dengan tangan
2) Dikerjakan dengan mesin
- Rol
- Pukul
- Die
III. Pengelasan gas
1) Udara-asitelin
2) Oksiasitelin
3) Oksihidrogen
4) Tekanan
VII. Berkas elektron
VIII. Pengelasan laser
IX. Pengelasan gesekan
X. Pengelasan termit
1. Tekanan
2 Tanpa tekanan
XI. Pengelasan alir
XII Pengelasan dingin
1. Tekanan
2. Ultrasonik
XIII.Pengelasan letup
|
IV. Pengelasan tahanan
1. Titik
2. Kampuh
3. Proyeksi
4. Tumpu
5. Nyala
6. Perkussion
V. Pengelasan induksi
· Frekuensi tinggi
VI. Pengelasan Busur
1. Elektroda karbon
- Terlindung
- Tanpa lindungan
2. Elektroda logam
· Terlindung
a. Busur terlindung
b. Titik busur
c. Hidrogen atom
d. Gas inert
e. Busur terendam
f. Lantak
g. Terak elektro
· Tanpa lindungan
a. Logam polos
b. Lantak
|
ELEKTRODA
Dikenal tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks, elektroda lapis tebal.
Elektroda
polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa ddan baja
lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Elektroda fluks dilapisi
terak dan fluks digunakan pada pengelasan logam dan paduan bukan besi.
Lapisan fluks mempunyai fungsi yaitu :
1. Membentuk lingkungan pelindung,
2. Membentuk terak dengan sifat tertentu.
3. Memungkinkan pengelasan atas kepala dan tegak lurus.
4. Menstabilkan busur.
5. Menambah unsur paduan pada logam induk.
6. Memurnikan logam secara metalurgi.
7. Mengurangi cipratan logam pengisi.
8. Meningkatkan efisiensi pengendapan.
9. Menghilangkan oksida dan ketidakmurnian.
10. Mempengaruhi kedalamam penetrasi busur.
11. Mempengaruhi bentuk manik.
12. Memperlambat kecepatan pendinginan sambungan las.
13. Menambah lapisan logam las yang berasal dari serbuk logam dalam lapisan pelindung.
Elektroda
lapis tebal adalah elektroda yang mempunyai lapisan tebal dan kandungan
serbuk logam yang tinggi cocok untuk pengelasan teknik kontak atau
belah.
TEKNIK PENGELASAN
Posisi
pengelasan atau sikap pengelasan adalah pengaturan posisi dan gerakan
arah dari pada elektroda sewaktu mengelas. Adapun pisisi mengelas
terdiri dari empat macam yaitu:
1. Posisi di Bawah Tangan
Posisi
di bawah tangan yaitu suatu cara pengelasan yang dilakukan pada
permukaan rata/datar dan dilakukan dibawah tangan. Kemiringan elektroda
las sekitar 10º - 20º terhada garis vertikal dan 70º - 80º terhadap benda kerja.
2. Posisi Tegak (Vertikal)
Mengelas
posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau
kebawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena
bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil
dengan kemiringan elektroda sekitar 10º - 15º terhada garis vertikal dan 70º - 85º terhadap benda kerja.
3. Posisi Datar (Horisontal)
Mengelas
dengan horisontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan
benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horisontal.
Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5º - 10º terhada garis
vertikal dan 70º - 80º kearah benda kerja.
4. Posisi di Atas Kepala (Over Head)
Posisi
pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan cair banyak
berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan
perlengkapan yang serba lengkap antara lain: Baju las, sarung tangan,
sepatu kulit dan sebagainya. Mengelas dengan posisi ini benda kerja
terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5º -
20º terhada garis vertikal dan 75º - 85º terhadap benda kerja.
BAGIAN –BAGIAN MESIN
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelasan
Tingginya
tegangan busur las tergantung pada busur yang dikehendaki dan jenis
dari elektroda yang digunakan. Panjang busur yang dianggap baik
kira-kira sama dengan garis tengah elektroda.
- Besar arus listrik
Besarnya
arus listrik yang digunakan tergantung dari bahan dan ukuran las,
geometri sambungan, posisi pengelasan, jenis elektroda, dan diameter
elektroda
- Polaritas listrik
Pemilihan
polaritas ini tergantung dari bahan pembungkus elektroda, kondisi
thermal dan bahan induk kapasitas. Sambungan las yang dikenal ada dua
macam sambungan yaitu :
- Polaritas
langsung (slight polarity), kutub positif dihubungkan dengan
benda benda kerja dan kutub negatifnya ke elektroda.
- Polaritas terbalik (divers polarity), merupakan kebalikan dari polaritas langsung.
- Besarnya penembusan dan penetrasi
Untuk mendapatkan sambungan las yang tinggi dapat diperhatikan penetrasi dan
penembusan yang cukup pada dasarnya. Makin besar arus las makin besar
pula daya tembusnya.Adapun gerak mengelas yang baik adalah :
1. menarik busur dimana elektroda diletakkan, benda kerja kemudian ditarik.
2. Gerak mengarah, kerja pada pengelasan jika sambungan las ini lebih besar atau lebar daripada massa, maka elektrodanya perlu digerakkan dengan sedikit mengayun bolak-balik untuk melebarkan cairan itu.
3. Gerakan menyatu, dimana pemegang karet elektroda digerakkan menyatu dengan kecepatan menurun.
Beberapa
kondisi standar dalam pengelasan dengan syarat-syarat tertentu
seperti tebal plat, bentuk sambungan, jenis elektroda, diameter
intielektroda dan lain sebagainya